TUGAS
PENGETAHUAN
LINGKUNGAN
Hubungan
Ekonomi, Sosial Budaya Dengan Lingkungan Hidup, dan Masalah-Masalah Lingkungan
Hidup Yang Diakibatkan Oleh Beberapa Hal
Di Susun Oleh
Nama : Ekaputri
Kasenda
NIM : 11 313 698
Kelas : A
Prog.Studi :
Pendidikan Fisika
Universitas
Negeri Manado
Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
2012
Konsep
PBBL
Ekonomi
- pertumbuhan
- pertumbuhan
-pemerataan
- eko-efisiensi
- stabilitas
- eko-efisiensi
- stabilitas
Social
budaya LH/SDA
-pengatasan kemiskinan - Pengelolaan Lingkungan Hidup/SDA
-pemberdayaan masyarakat - Pelestarian lingkungan hidup/SDA
-peran serta masyarakat -Pencegahan, pencemaran LH/SDA
-pembinaan kelembagaan
-pengatasan kemiskinan - Pengelolaan Lingkungan Hidup/SDA
-pemberdayaan masyarakat - Pelestarian lingkungan hidup/SDA
-peran serta masyarakat -Pencegahan, pencemaran LH/SDA
-pembinaan kelembagaan
1. Hubungan Ekonomi dan social budaya
Sebagaai mahluk
sosial, manusia tidak pernah bisa hidup seorang diri. Di manapun berada,
manusia senantiasa memerlukan kerja sama dengan orang lain. Manusia membentuk
pengelompokan social (social grouping) diantara sesama dan upayanya
mempertahankan hidup dan maengembangkan kehidupan. Kemudian dalam kehidupan
bersama, manusia memerlukan organisasi, yaitu suatu jaringan sosial antar
sesama untuk menjamin ketertiban social. Dari interaksi-interaksi itulah yang
kemudian melahirkan sesuatu yang dinamakan lingkungan social. Lingkungan sosial
erat sekali hubungannya dengan pembangunan, baik secara fisik maupun
pembangunan masyarakat secara ekonomi dan sosial itu sendiri yang bersifat
kontinyu dan berkelanjutan.
Pembangunan
berkelanjutan senantiasa menghendaki peningkatan kualitas hidup manusia dan
selalu berorientasi jangka panjang dengan perinsip-prinsip keberlanjutan hidup
manusia sekarang dan akan datang. Manusia dengan segala asek hidupnya bersama
dengan komponen lingkungan alam dan lingkungan binaan/buatan dilihat sebagai
suatu kesatuan dalam apa yang dinamakan lingkungan hidup. Sedangkan lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, mahluk hidup
termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk lain (UU No.23/2007). Lingkungan hidup itu
juga merupakan sebuah system yang utuh, kolektivitas dari serangkaian subsistem
yang saling berhubungan, saling bergantung dan fungsional satu sama lain,
sehingga membentuk suatu ekosistem yang utuh.
Dengan
pengertian sistemik maka penguraian lingkungan hidup ke dalam komponen-komponen
yang lebih kecil, serta analisis yang mengikuti uraian terhadap unsur-unsur
lingkungan hidup. Oleh karena itu lingkungan sosial yang dianggap bagian dari
lingkungan hidup adalah wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya
bermacam-macam interkasi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya
dengan symbol dan nilai. (Jhoni Purba, 2005)
2. Pengaruh pengelolaan lingkungan hidup
terhadap aspek sosial
Seperti yang
digambarkan sebelumnya, bahwa pengelolaan setiap lingkungan yang berada
ditengah-tengah masyarakat sudah barang tentu akan berdampak kepada lingkungan
itu sendiri. Secara skematik komponen-komponen interaktif lingkungan hidup
tersebut dapat digambarkan kedalam tiga aspek, aspek alam (natural aspect,)
Sosial dan Binaan (man-made/build aspect). Walaupun ada tiga aspek
masing-masing kategori tidak dapat
dikaji secara parsial masing-masing aspek, karena ketiganya merupakan
satu kesatuan integral yang disebut ekosistem. (Soetaryono, 2000)
Baik lingkungan
hidup terlebih lingkungan masyarakat sosial yang secara kontinyu melakukan
interaksi. Misalnya dalam penanggulangan masalah perumahan. Dalam
penanggulangan masalah perumahan penduduk di wilayah kota, pemerintah telah
melakukan pengembangan pembangunan rumah susun, rumah sewa dan peremajaan
pemukiman kumuh. Yang mana akhir-akhir ini disebut dengan proyek perbaikan
kampung, berupa KIP (Kampung Improvement Programme). Program tersebut
didasarkan pada Inpres Nomor 5 tahun 1990 yaitu tentang peremajaan pemukiman
kumuh yang berada di tanah Negara.
Seperti di
Jakarta beberapa waktu yang lampau melaksanakan program tersebut yang
diberinama MHT atau Mohammad Husni Thamrin., program jenis ini dianggap
berhasil hingga pada perkembangannya
terus dilakukan perluasan hingga ke daerah-daerah bukan hanya di pulau Jawa
termasuk di Sumatra bahkan sampai ke daerah-daerah kawasan pinggiran. (Kenny
Bruno, 1999).
Memadu
pelestarian lingkungan hidup dengan pembangunan sangatlah penting karena hal
tersebut akan berdampak langsung kepada aspek sosial termasuk ekonomi
masyarakat. Dalam kontek pemaduan pelestarian lingkungan hidup dengan
pembangunan itu berarti setidaknya mengakui kehadiran penduduk yang bergantung
kepada sumber daya alam dan lingkungan.
Dalam teori ini
pula bahwa antara mahluk hidup (manusia) sangat bergantung dan membutuhkan
lingkungan alam sekitar baik sebagai ladang pencari napkah kebutuhan atau
sebagai sarana interaksi sesama mahluk hidup sosial. (Charles viktor barber,
1997). Kendati demikian, pengaruh lingkungan hidup tersebut akan terlihat pula
pada karakteristik yang kompleks dari berbagai gejala sosial. Standar kriteria
atau keserasian lingkungan sosial seringkali ditentukan oleh konsisi sosial
budaya dan lingkungan masyarakat itu sendiri.
Dalam kaitannya
dengan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, indikator kualitas
sosial ditentukan berdasarkan pemanfaatkan sumber daya alam dan pengelolaan
lingkungan hidup yang bertanggung jawab secara sosial (socially responsible)
dan dilakukan secara integral, adil dengan ciri-ciri.
1. Segenap pihak
diikut sertakan dan masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab. Hal ini
didasarkan pada prinsip partisipatif dan tanggung jawab. Pada ciri pertama ini,
pengelolaan lingkungan hidup tersebut akan kelihatan pengaruhnya terhadap aspek
sosial jika dikelolah secara kolektif, bukan hanya pada lingkungan masyarakat,
termasuk pemerintah dan pengambil kebijakan. (Jhoni Purba, 2005). Karena dalam
pengelolaan lingkungan aspek kebijakan yang berkaitan dengan pemukiman,
perumahan dan lingkungan sosial tidak bisa diabaikan harus mengacu pada
Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 tahun 2005.
Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1982, Tentang Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 24 Tahun
1992. (Raldi Hendro Koestoer, 1997).
2. Hasilnya dapat
dinikmati oleh masyarakat luas guna meningkatkan kesejahtraan hidupnya
hal ini ditandai dengan tingkat ekonomi dan pendapatan masyarakat yang layak,
tempat tinggal dan pemukiman yang sehat dan aman adanya kesempatan bekerja dan berusaha,
pertambahan dan distribusi penduduk sesuai daya dukung lingkungan dan daya
tampung sosial, tingkat pendidikan penduduk yang memadai dan kesehatan yang
prima.
3. Penghormatan hak-hak masyarakat
serta modal sosial yang dikembangkan masyakarat dalam pemanfaatan sumber daya
alam dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini ditandai dengan adanya
perlindungan hukum atas hak interplasi warga maupun kelompok masyarakat.
Misalnya melalui paten, serta perlindungan hak-hak ulayat adat masyarakat lokal
misalnya dengan peraturan daerah yang mengakomodasi perlindungan hak-hak
masyarakat lokal. . (Jhoni Purba, 2005).
Tapi penomena yang terjadi dari kegiatan-kegiatan
tersebut selama ini dilakukan kerap kali tidak melibatkan masyarakat sebagai
penerima manfaat dari proyek atau kegiatan itu sendiri. Hingga hasil yang
diperolehpun tidak menggambarkan kondisi rill yang terjadi di lapangan. Hal ini
tentu akan bertolak belakang dengan rencana yang akan dilakukan. (Agung Bayu
Cahyono, 2002).
Pengaruh Pengelolaan Lingkungan Hidup terhadap Aspek
Ekonomi
Walaupun Negara kita sering disebut sebagai negeri
yang subur dan makmur, namun tidaklah demikian faktanya. Secara nasional di
Indonesia terdapat 199 kabupaten tertinggal (Biro Hukum dan Humas Kementrian
Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia, 2009) termasuk 8
kabupaten di Provinsi Bengkulu kecuali Kota Madia Bengkulu dikategorikan daerah
atau kabupaten tertinggal, khususnya masalah perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat.
Hal Ini disebabkan beberapa faktor salah satunya
ketersediaan lapangan pekerjaan yang rendah. 80 persen pusat industri berada di
pulau jawa, sedangkan 20 persennya terbagi dibeberapa pulau besar di Indonesia.
Seperti yang diketahui industri adalah salah satu ladang pekerjaan bagi para pencari
kerja guna menurunkan angka pengangguran yang setiap tahunnya selalu mengalami
peningkatan yang cukup tinggi.
pengelolaan lingkungan hidup akan berdampak sosial dan
ekonomi kepada masyarakat secara langsung. Pengelolaan lingkungan hidup secara
umum berpengaruh pada aspek sosial
masyarakat dan ekonomi masyarakat itu sendiri. Pengelolaan lingkungan hidup
jika dilakukan secara besar, kolektif dan terarah akan berdampak sosial dan
ekonomi secara positif pada masyarakat. Maka dari itu, keterkaitan semua pihak
dalam pengelolaan lingkungan hidup sangatlah diharapkan agar hasil pengelolaan
tersebut bisa dinikmati baik secara sosial dan ekonomi. Memang hal ini tidak
segampang yang kita bayangkan, setidaknya secara beransur-ansur pola dan
metodologi ini bisa didiskusikan secara bersama-sama.
3. Dampak aktivitas manusia dari segi lingkungan
– polusi udara,air tanah
·
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan
dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Ketika suatu zat
berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Dampak pencemaran tanah terhadap
kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan
kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya
pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal
pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus)
terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan
terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena
terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan
ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
Pencemaran tanah juga dapat
memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal
dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan,
yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing
yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida
atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama
perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan
hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa
bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain
bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
·
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk
membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah,
yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site
adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,
terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi
penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah
itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar
dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. Pencemaran air adalah suatu perubahan
keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air
tanah akibat aktivitas manusia.
Walaupun fenomena alam seperti
gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar
terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Bioremediasi adalah proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Pencegahan dan penanggulangan
merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya
kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan
pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian
pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan
lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah
terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Langkah Penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi,
maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan
penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah
bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami
dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah.
Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1)
Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup
banyak) dan mengganggu kesejahteraan
hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang
lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan
bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang
menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur
ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.
2)
Bekas bahan bangunan (seperti keramik,
batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang dapat menyebabkan tanah
menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang
dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan
banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan
air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali
sebagai air bersih.
3)
Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman,
maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.
·
Pencemaran Udara
Polusi udara berasal dari
berbagai sumber, dengan hasil pembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber
utama. Contoh sederhana adalah pembakaran mesin diesel yang dapat menghasilkan
partikulat (PM), nitrogen oksida, dan precursor ozon yang semuanya merupakan
polutan berbahaya. Sedangkan fine PM (<2,5 μm) dan ultrafine (<0,1 μm)
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan dapat dengan mudah terdeposit
dalam unit terkecil saluran napas (alveoli) bahkan dapat masuk ke sirkulasi
darah sistemik. Klasifikasi berdasar ukuran ini juga terkait dengan akibat
buruk partikel tersebut terhadap kesehatan sehingga WHO dan juga US
Environmental Protection Agency menetapkan standar PM dan polutan lain untuk
digunakan sebagai dasar referensi.
Mekanisme terjadinya gangguan
kesehatan akibat polusi udara secara umum
Efek yang ditimbulkan oleh
polutan tergantung dari besarnya pajanan (terkait dosis/kadarnya di udara dan
lama/waktu pajanan) dan juga faktor kerentanan host (individu) yang
bersangkutan (misal: efek buruk lebih mudah terjadi pada anak, individu
pengidap penyakit jantung-pembuluh darah dan pernapasan, serta penderita
diabetes melitus). Pajanan polutan udara
dapat mengenai bagian tubuh manapun, dan tidak terbatas pada inhalasi ke
saluran pernapasan saja.
Berikut ini beberapa mekanisme
biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit:
–
Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya
akibat PM atau ozon.
–
Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya
PAH(polyaromatic hydrocarbons).
–
Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting
intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
–
Polutan udara spesifik yang banyak berpengaruh terhadap
kesehatan
Particulate Matter (PM)
Penelitian epidemiologis pada
manusia dan model pada hewan menunjukan PM10 (termasuk di dalamnya partikulat
yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh.
Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang membutuhkan
perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit
paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien dengan penyakit
kardiovaskular/jantung dan diabetes
Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia
penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi fotokimia dengan bantuan
polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds. Pajanan jangka
pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan menggangu
fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat
menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis
pada manusia menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah
eksaserbasi/serangan asma.
NOx dan SOx
NOx dan SOx merupakan
co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah satunya dari pembakaran
yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi menunjukan
pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit
kardio-pulmoner (jantung dan paru) .
·
Pencemaran Air
Karakteristik
air bersih, jika ditinjau
Secara
umum : Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
Secara
fisik : Tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa.
Secara
kimia :
A. PH
netral (bukan asam/basa)
B.
Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya.
C.
Parameter-parameter seperti BOD, COD,DO, TS,TSS dan konductiviti memenuhi
aturan pemerintah setempat
Pencemaran air
adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air
sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Pencemaran air adalah masuknya
atau di masukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya
Sumber pencemaran air yang paling
umum adalah :
– Limbah Pemukiman
– Limbah Pertanian
– Limbah Industri
Limbah Pemukiman
Sampah organik yang dibuang ke
sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar
digunakan bakteri untuk proses pembusukannya.
Penggunaan deterjen secara
besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau.
Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.
Jika tumbuhan air ini mati, akan
terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan
bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan
Limbah Pertanian
pemakaian pupuk dan pestisida
yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat
merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan
gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan
pencemaran oleh deterjen.
Limbah
pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa
aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan
sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya
Limbah Industri
Pada umumnya limbah industri
mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Limbah B3 adalah sisa
suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang
dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan
serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.
Sumber Limbah Cair
Limbah cair domestik terdiri dari
air limbah yang berasal dari perumahan dan pusat perdagangan maupun perkantoran, hotel, rumah sakit,
tempat” umum, lalu lintas, dll. BOD5 (biological oxygen dmand)
Limbah Cair Industri adalah
limbah yg berasal dari induatri. Sifat-sifat air limbah industri relative
bervariasi tergantung dari bahan baku yg di gunakan, pemakaian air dalam
proses, dan bahan aditif yang digunakan selama proses produksi.
Limbah Cair Pertanian berasal
dari buangan air irigasi yg disalurkan kembali ke saluran drainase atau meresap
ke dalam tanah. Limbah ini akan mempengruhi tingkat kekeruhan BOD5, COD ,pH .
tetapi juga kadar unsure N, P, dan pestisida, insektisida
Limbah Pertambangan berasal dari
buangan pemrosesan yang terjadi diarea pertambangan misalnya tambang emas.
Limbah ini akan mempengaruhi tingkat kekeruhan BOD5,COD,pH, tetapi juga kadar
kimia yg digunakan dalam proses penambangan.
Karakteristik limbah cair
dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah
cair dan jumlah aliran limbah
cair yang dihasilkan.
Kualitas limbah cair diukur
terhadap kadar fisik, kimiawi dan biologis. Parameter yg diukur antara lain
sebagai berikut:
–
Parameter fisik berupa padatan (partikel padat) yg ada
dalam air (padatan total,padatan tersuspensi dan padatan terlarut) ;warna;bau
dan temperature
–
Parameter kimia selain berupa kadar BOD5,COD, dan TOC
yang menggambarkan kadar bahan organik dalam limbah, juga senyawa yg terkait
dengan anomia bebas, nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan
fosfor anorganik,sulfat,klorida,belerang,logam berat (Fe,Al,Mn dan Pb), dan gas
(H2O,CO2,O2, dan CH4)
–
Parameter biologis juga merupakan hal penting karena
ada beribu-ribu bakteri per millimeter dalam air limbah yg belum diolah. Jenis
bakteri yg diukur adalah bakteri golongn Coli..
Peran air sebagai pembawa
penyakit menular bermacam-macam :
1. Air sebagai media untuk hidup
mikroba patogen
2. Air sebagai sarang insekta
penyebar penyakit
3. Jumlah air bersih yang
tersedia tak cukup
4. Air sebagai media untuk hidup
vector penyebar penyakit
Dampak tehadap fungsi sungai.
Adanya air limbah yang masuk ke
dalam saluran drainase atau sungai akan mencemari air sungai tersebut.
Pencemaran air mengakibatkan air sungai tidak lagi berfungsi sesuai
peruntukkannya.
Akibat dari pencemaran air
adalah:
air tidak dapat dimanfaatkan
sesuai peruntukkannya, dan jika
dimanfaatkan maka diperlukan pengolahan khusus yang menyebabkan
peningkatan biaya pengoperasian & pemeliharaan sungai.
air menjadi penyebab timbulnya
penyakit.
Dampak pencemaran air terhadap
kesehatan manusia.
Limbah cair berdampak pada
kesehatan manusia. Pengaruh langsung terhadap kesehatan, umpamanya, tergantung
sekali pada kualitas air yang terkontaminasi dalam hal ini berfungsi sebagai
media penyalur ataupun penyebar penyakit.
Dampak tehadap fungsi sungai.
Adanya air limbah yang masuk ke
dalam saluran drainase atau sungai akan mencemari air sungai tersebut.
Pencemaran air mengakibatkan air sungai tidak lagi berfungsi sesuai
peruntukkannya.
Dampak Pencemaran Air Terhadap
Rantai Makanan.
Rantai makanan dalam air akan
terganggu akibat adanya pencemaran air. Dengan banyaknya zat pencemaran yang
ada di dalam air, menyebabkan menurunnya kadar oksigen di dalam air tersebut.
4. Hubungan Social budaya dan LH/SDA
Unsur Sosial Budaya
Lingkungan sosial
dan budaya yang dibuat oleh manusia, merupakan system nilai, gagasan, dan keyakinan dalam prilaku sebagai
makhluk sosial.
Belum ada definisi
tentang lingkungan sosial budaya yang disepakati oleh para ahli sosial, karena
perbedaan wawasan masing-masing dalam memandang konsep lingkungan sosial
budaya. Untuk itu digunakan definisi kerja lingkungan sosial budaya, yaitu
lingkungan antar manusia yang meliputi: pola-pola hubungan sosial serta kaidah
pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang); yang ruang
lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut
(termasuk perilaku manusia di dalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi mereka
yang berada di dalamnya.
Oleh karena itu,
lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi
dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya
yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu.
Lingkungan sosial
budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa
lingkungan sosial budaya sudah ada sejak makhluk manusia atau homo sapiens ini
ada atau diciptakan. Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan
dengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya.
Manusia lebih
mengandalkan kemampuan adaptasi kulturalnya dibandingkan dengan kemampuan
adaptasi biologis (fisiologis maupun morfologis) yang dimilikinya seperti
organisme lain dalam melakukan interaksi dengan lingkungan hidup. Karena
Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan
manusia, maka yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah lingkungan hidup
manusia.
Rambo menyebutkan
ada dua kelompok sistem yang saling berinteraksi dalam lingkungan sosial budaya
yaitu sosio sistem dan ekosistem. Sistem sosial tersebut meliputi: teknologi;
pola eksploitasi sumber daya; pengetahuan; ideologi; sistem nilai; organisasi
sosial; populasi; kesehatan; dan gizi. Sedangkan ekosistem yang dimaksud
meliputi tanah, air, udara, iklim, tumbuhan, hewan dan populasi manusia lain.
Dan interaksi kedua sistem tersebut melalui proses seleksi dan adaptasi serta
pertukaran aliran enerji, materi, dan informasi.
1. Masalah
lingkungan dalam populasi penduduk
Yang akan mempengaruhi / mempengaruhi:
-Pemanfaatan SDA
-Daya dukung alam
terlampaui
-Lingkungan alam
mulai terganggu atau rusak
-Teknologi tidak siap
-Pembangunan secara
keseluruhan adalah suatu proses yang bersifat Holistik
2. Masalah
lingkungan dan pembangunan perkebunan
Masalah lingkungan dari pembangunan perkebunan juga mempunyai dampak yang sama seperti pembangunan pertanian pangan sbb;
1. Membangun atau mengolah lokasi baru dengan membuka hutan atau bangunan irigasi-irigasi.
2. Siklus karbon, pemanasan bumi, perubahan iklim
3. Siklus tata air terganggu (erosi, banjir, kekeringan)
4. Biodiversity
(plasma nuftah)
5. Kualitas tanah
6. Peledakan hama,
penyakit, gulma dan kebakaran
7. Pencemaran air (insetisida,
fungisida, herbisida, pemupukan)
8. Pencemaran udara
9.Bioteknologi
3.
Masalah lingkungan oleh pembangunan peternakan
·
Masalah lingkungan karena pembangunan peternakan
dihubungkan dengan sistim pengembalaan atau sistem kandang. Untuk sistim pengembalaan
masalah yang timbul adalah sama dengan pembukaan hutan untuk pertanian pangan
dengan peningkatan terhadap masalah berikut;
–
Kualitas
tanah (kesuburan, fisik/ pemadatan)
–
Tanaman
pakan
–
Pencemran
udara
–
Pencemaran
air
–
Pathogen
·
Sedangkan dengan sistem kandang biasanya
terdapat pada negara berkembang, penduduk padat dan pemilikan tanah yang sempit
akan mempunyai peningkatan masalah dalam; Sumber pakan, Kualitas tanah,
Pencemaran air, Pencemaran udara (metan, bau), Pathogen
4.
Masalah lingkungan karena pembangunan perikanan
air tawar
•
Masalah
lingkungan yang muncul dari pembangunan perikanan air tawar adalah :
1.
Pencemaran akibat erosi, pemupukan, dan pestisida
2.
Pencemaran
pemukiman
3.
Pencemaran
industri
4.
Penyakit
ikan
5.
Ikan
yang mengandung bahan beracun
•
Sedangkan pembangunan perikanan laut yang muncul dari
dampak ikan di pantai antara lain;
1.
Pencemaran
dari darat
2.
Pencemaran
dari laut
3.
Penipisan/
hilangnya mangrove; perlindungan pantai, tempat pemijahan
4.
Pencemaran
dari tambak
5.
Kerusakan
karang
6.
Penyakit
ikan
7.
Salinitas
5.
Masalah lingkungan karena pembangunan Industri
•
Limbah
; Limbah
Cair, Limbah Gas, Limbah padat, Kebisingan, Bau
•
Bahan
Baku; Pengambilan bahan baku, Pengangkutan bahan
baku, Penyimpanan bahan baku
•
Produksi; Penyimpanan
produksi, Pengangkutan produksi, Penggunaan produksi
•
Pemukiman;
Pemukiman
karyawan, Pemukiman masyarakat pendatang
•
Dampak
lanjutan
- Pencemaran sungai
- Pencemaran air sawah
- Pencemaran air tambak ikan
- Pencemaran air laut
- Pencemaran air yang digunakan masyarakat
- Pencemaran udara di pemukiman
- Pencemaran udara pada tanaman dan hewan, dll
6.
Masalah lingkungan karena perkembangan Pemukiman
•
Masalah
lingkungan dalam perkembangan pemukiman dapat dibagi dua yaitu; pemukiman tradisional
dan pemukiman modern yang menimbulkan masalah;
•
Pencemaran dari pemukiman
•
Limbah transportasi
•
Pembukaan
vegetasi di pinggir sungai dan pantai
•
Pembukaan
lahan untuk pemukiman di pinggir jalan
•
Perubahan
lahan makin luas dan disemua tempat yang ada jalan
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar