Senin, 23 September 2013

PARAMETER – PARAMETER PENCEMARAN UDARA YANG BERSIFAT FISIKA DAN KIMIA SERTA EFEK DAN DAMPAK , EKOLOGI DAN ATURAN – ATURAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN



TUGAS MANDIRI 3
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PARAMETER – PARAMETER PENCEMARAN UDARA YANG BERSIFAT FISIKA DAN KIMIA SERTA EFEK DAN DAMPAK , EKOLOGI DAN ATURAN – ATURAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN







NAMA         : ekaputri kasenda
NIM              : 11 313 698
JURUSAN     : PENDIDIKAN FISIKA
KELAS        : A




UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2012

PARAMETER PARAMETER PENCEMARAN UDARA  YANG BERSIFAT  FISIKA DAN KIMIA SERTA  EFEK DAN DAMPAKNYA

A.     SULFUR DIOKSIDA
Ø  SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relative masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :
S + O2 < --------- > SO2
2 SO2 + O2 < --------- > 2 SO3
SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut:
SO SO2 + H2O2 ------------ > H2SO4
Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4 Tetapi jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari mekanisme lainnya.
Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik.
Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan
tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.








                           
Ø  DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada tanaman terjadi pada kadar sebesar 0,5 ppm.
Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relative rendah.

B.      CARBON MONOKSIDA
Ø  SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.

Ø  DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengakut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Selain itu, metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler juga dapat terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat keracunan CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah periferal yang parah.
Dampak dari CO bervasiasi tergangtung dari status kesehatan seseorang pada saat terpajan Pada beberapa orang yang berbadan gemuk dapat mentolerir pajanan CO sampai kadar HbCO dalam darahnya mencapai 40% dalam waktu singkat. Tetapi seseorang yang menderita sakit jantung atau paru-paru akan menjadi lebih parah apabila kadar HbCO dalam darahnya
sebesar 5–10%. Pengaruh CO kadar tinggi terhadap sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskular telah banyak diketahui. Namun respon dari masyarakat berbadan sehat terhadap pemajanan CO kadar rendah dan dalam jangka waktu panjang, masih sedikit diketahui. Misalnya kinerja para petugas jaga, yang harus mempunyai kemampuan untuk mendeteksi adanya perubahan kecil dalam lingkungannya yang terjadi pada saat yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya dan membutuhkan kewaspadaan tinggi dan terus menerus, dapat terganggu/ terhambat pada kadar HbCO yang berada dibawah 10% dan bahkan sampai 5% (hal ini secara kasar ekivalen dengan kadar CO di udara masing-masing sebesar 80 dan 35 mg/m3) Pengaruh ini terlalu terlihat pada perokok, karena kemungkinan sudah terbiasa terpajan dengan kadar yang sama dari asap rokok. Beberapa studi yang dilakukan terhadap sejumlah sukarelawan berbadan sehat yang melakukan latihan berat (studi untuk melihat penyerapan oksigen maksimal) menunjukkan bahwa kesadaran hilang pada kadar HbCO 50% dengan latihan yang lebih ringan, kesadaran hilang pada HbCo 70% selama 5-60 menit. Gangguan tidak dirasakan pada HbCO 33%, tetapi denyut jantung meningkat cepat dan tidak proporsional. Studi dalam jangka waktu yang lebih panjang terhadap pekerja yang bekerja selama 4 jam dengan kadar HbCO 5-6% menunjukkan pengaruh yang serupa terhadap denyut jantung, tetapi agak berbeda.
Hasil studi diatas menunjukkan bahwa paling sedikit untuk para bukan perokok, ternyata ada hubungan yang linier antara HbCO dan menurunnya kapasitas maksimum oksigen.
Walaupun kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan denyut jantung, ritme jantung menjadi abnormal gagal jantung, dan kerusakan pembuluh darah periferal, tidak banyak didapatkan data tentang pengaruh pemajanan CO kadar rendah terhadap sistim kardiovaskular.
Hubungan yang telah diketahui tentang merokok dan peningkatan risiko penyakit jantung koroner menunjukkan bahwa CO kemungkinan mempunyai peran dalam memicu timbulnya penyakit tersebut (perokok berat tidak jarang mengandung kadar HbCO sampai 15 %). Namun tidak cukup bukti yang menyatakan bahwa karbon monoksida menyebabkan penyakit jantung atau paru-paru, tetapi jelas bahwa CO mampu untuk mengganggu transpor oksigen ke seluruh tubuh yang dapat berakibat serius pada seseorang yang telah menderita sakit jantung atau paru-paru.
Studi epidemiologi tentang kesakitan dan kematian akibat penyakit jantung dan kadar CO di udara yang dibagi berdasarkan wilayah, sangat sulit untuk ditafsirkan. Namun dada terasa sakit pada saat melakukan gerakan fisik, terlihat jelas akan timbul pada pasien yang terpajan CO dengan kadar 60 mg/m3, yang menghasilkan kadar HbCO mendekati 5%. Walaupun wanita hamil dan janin yang dikandungnya akan menghasilkan CO dari dalam tubuh (endogenous) dengan kadar yang lebih tinggi, pajanan tambahan dari luar dapat mengurangi fungsi oksigenasi jaringan dan plasental, yang menyebabkan bayi dengan berat badan rendah. Kondisi seperti ini menjelaskan mengapa wanita merokok melahirkan bayi dengan berat badan lebih rendah dari normal. Masih ada dua aspek lain dari pengaruh CO terhadap kesehatan yang perlu dicatat. Pertama, tampaknya binatang percobaan dapat beradaptasi terhadap pemajanan CO karena mampu mentolerir dengan mudah pemajanan akut pada kadar tinggi, walaupun masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Kedua, dalam kaitannya dengan CO di lingkungan kerja yang dapat menggangggu pertubuhan janin pada pekerja wanita, adalah kenyataan bahwa paling sedikit satu jenis senyawa hidrokarbon-halogen yaitu metilen khlorida (dikhlorometan), dapat menyebabkan meningkatnya kadar HbCO karena ada metobolisme di dalam tubuh setelah absorpsi terjadi.
Karena senyawa diatas termasuk kelompok pelarut (Sollvent) yang banyak digunakan dalam industri untuk menggantikan karbon tetrakhlorida yang beracun, maka keamanan lingkungan kerja mereka perlu ditinjau lebih lanjut.





C.      NITROGEN DIOKSIDA
Ø  SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun ada bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak diketahui sebagai bahan pencemar udara. Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah lebih besar daripada NO2. Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara sehingga membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut dengan lebih banyak oksigen membentuk NO2. Udara terdiri dari 80% Volume nitrogen dan 20% Volume oksigen. Pada suhu kamar, hanya sedikit kecendrungan nitrogen dan oksigen untuk bereaksi satu sama lainnya. Pada suhu yang lebih tinggi (diatas 1210°C) keduanya dapat bereaksi membentuk NO dalam jumlah banyak sehingga mengakibatkan pencemaran udara. Dalam proses pembakaran, suhu yang digunakan biasanya mencapai 1210 – 1.765 °C, oleh karena itu reaksi ini merupakan sumber NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil samping dari proses pembakaran.
                      
Ø  DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian menunjukkan
bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Diudara ambient yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun. Penelitian terhadap hewan percobaan yang dipajankan NO dengan dosis yang sangat tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistim syarat dan kekejangan. Penelitian lain menunjukkan bahwa tikus yang dipajan NO sampai 2500 ppm akan hilang kesadarannya setelah 6-7 menit, tetapi jika kemudian diberi udara segar akan sembuh kembali setelah 4–6 menit. Tetapi jika pemajanan NO pada kadar tersebut berlangsung selama 12 menit, pengaruhnya tidak dapat dihilangkan kembali, dan semua tikus yang diuji akan mati. NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari ). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.









D.     OKSIDAN
Ø  SIFAT FISIK DAN KIMIA
Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai pengoksidasi. Oksidan adalah komponen atmosfir yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar matahari mengoksidasi komponen-komponen yang tak segera dioksidasi oleh oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan bahan pencemar sekunder yang diproduksi karena interaksi antara bahan pencemar primer dengan sinar. Hidrokarbon merupakan komponen yang berperan dalam produksi oksidan fotokimia. Reaksi ini juga melibatkan siklus fotolitik NO2. Polutan sekunder yang dihasilkan dari reaksi hidrokarbon dalam siklus ini adalah ozon dan peroksiasetilnitrat.
Ø  OZON
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan lain dengan bahan pencemar udara Ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk diudara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat didaerah panjang gelombang 240-320 nm. Absorpsi radiasi elektromagnetik oleh ozon didaerah ultraviolet dan inframerah digunakan dalam metode-metode analitik.
Ø  PEROKSIASETILNITRAT
Proses-proses fotokimia menghasilkan jenis-jenis pengoksidasi lain –selain ozon, Meskipun untuk setiap jenis peroksiasetilnitrat sudah diberikan perhatian, data monitoring yang tersedia hanya untuk peroksiasetilnitrat. Peroksiasrtilnitrat mempunyai 2 ciri yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya peroksiasetilnitrat kadar rendah. Ciri pertama adalah absorpsi di daerah inframerah dan kemampuan dalam menangkap elektron. Ciri kedua digunakan sebagai dasar metoda pengukuran kadar peroksiasetilnitrat di udara secara khromatografi.
Ø  OKSIDAN LAIN
Hidrogen peroksida telah diidentifikasi sebagai oksidan fotokimia yang potensial. Akan tetapi hidrogen peroksida ini merupakan senyawa yang sangat sulit dideteksi secara spesifik di udara. Oleh arena itu tidak mungkin memperkirakan dengan pasti bahwa hidrogen peroksida sebagai pencemar fotokimia udara.

Ø  DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
Oksidan fotokimia masuk kedalam tubuh dan pada kadar subletal dapat mengganggu proses pernafasan normal, selain itu oksidan fotokimia juga dapat menyebabkan iritasi mata. Beberapa gejala yang dapat diamati pada manusia yang diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak ditemukan pengaruh apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan. Kontak dengan Ozon pada kadar 1,0–3,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari. Pada kadar di udara ambien yang normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan Peroksiabenzoilnitrat (PbzN) mungkin menyebabkan iritasi mata tetapi tidak berbahaya bagi kesehatan. Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan iritasi mata.

E.      HIDROKARBON
·         SIFAT / KARASTERISTIK
Struktur Hidrokarban (HC) terdiri dari elemen hidrogen dan korbon dan sifat fisik HC dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang menyusun molekul HC. HC adalah bahan pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur ini akan cenderung berbentuk padatan. Hidrokarbon dengan kandungan unsur C antara 1-4 atom karbon akan berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan kandungan karbon diatas 5 akan berbentuk cairan dan padatan. HC yang berupa gas akan tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya. Sedangkan bila berupa cair maka HC akan membentuk semacam kabut minyak, bila berbentuk padatan akan membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu. Berdasarkan struktur molekulnya, hidrokarbon dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu hidrokarban alifalik, hidrokarbon aromatik dan hidrokarbon alisiklis. Molekul hidrokarbon alifalik tidak mengandung cincin atom karbon dan semua atom karbon tersusun dalam bentuk rantai lurus atau bercabang.

·         DAMPAK KESEHATAN
Hidrokarbon diudara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.


F.       KHLORIN
·         SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Senyawa khlorine yang mengandung khlor yang dapat mereduksi atau mengkonversi zat inert atau zat kurang aktif dalam air, yang termasuk senyawa khlorin adalah asam hipokhlorit (HOCL) dan garam hipokhlorit (OCL). Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.
·         DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. diudara ambien, gas khlorin dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti terlihat dalam reaksi dibawah ini :
CL2 + H2O ---------à HCL + HOCL
8 HOCl ---------à 6 HCl + 2HclO3 + O3
Dengan adanya sinar matahari atau sinar terang maka HOCl yang terbentuk akan terdekomposisi menjadi asam khlorida dan oksigen. Selain itu gas khlorin juga dapat mencemari atmosfer. Pada kadar antara 3,0 – 6,0 ppm gas khlorin terasa pedas dan memerahkan mata. Dan bila terpapar dengan kadar sebesar 14,0 – 21,0 ppm selama 30 –60 menit dapat menyebabkan penyakit paru-paru ( pulmonari oedema ) dan bisa menyebabkan emphysema dan radang paru-paru.


G.     PARTIKEL DEBU
·         SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayanglayang di udara dan masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan, partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga mengadakan berbagai reaksi kimia di udara. Partikel debu SPM pada umumnya mengandung berbagai senyawa kimia yang berbeda, dengan berbagai ukuran dan bentuk yang berbada pula, tergantung dari mana sumber emisinya. Karena Komposisi partikulat debu udara yang rumit, dan pentingnya ukuran partikulat dalam menentukan pajanan, banyak istilah yang digunakan untuk menyatakan partikulat debu di udara. Beberapa istilah digunakan dengan mengacu pada metode pengambilan sampel udara seperti : Suspended Particulate Matter (SPM), Total Suspended Particulate (TSP), balack smake. Istilah lainnya lagi lebih mengacu pada tempat di saluran pernafasan dimana partikulat debu dapat mengedap, seperti inhalable/thoracic particulate yang terutama mengedap disaluran pernafasan bagian bawah, yaitu dibawah pangkal tenggorokan (larynx ). Istilah lainnya yang juga digunakan adalah PM-10 (partikulat debu dengan ukuran diameter aerodinamik <10 mikron), yang mengacu pada unsur fisiologi maupun metode pengambilan sampel.

·         DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
Inhalasi merupakan satu-satunya rute pajanan yang menjadi perhatian dalam hubungannya dengan dampak terhadap kesehatan. Walau demikian ada juga beberapa senjawa lain yang melekat bergabung pada partikulat, seperti timah hitam (Pb) dan senyawa beracun lainnya, yang dapat memajan tubuh melalui rute lain. Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada diudara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Pada umunya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Keadaan ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi reaksi sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat di udara juga. Selain itu partikulat debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin akan menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus pandang mata (Visibility) Adanya ceceran logam beracun yang terdapat dalam partikulat debu di udara merupakan bahaya yang terbesar bagi kesehatan. Pada umumnya udara yang tercemar hanya mengandung logam berbahaya sekitar 0,01% sampai 3% dari seluruh partikulat debu di udara. Akan tetapi logam tersebut dapat bersifat akumulatif dan kemungkinan dapat terjadi reaksi sinergistik pada jaringan tubuh, Selain itu diketahui pula bahwa logam yang terkandung di udara yang dihirup mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan dosis sama yang besaral dari makanan atau air minum. Oleh karena itu kadar logam di udara yang terikat pada partikulat patut mendapat perhatian .

H.     TIMAH HITAM
·         SIFAT FISIK DAN KIMIA
Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti senyawa holegen asam atau oksidator.

·         DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
Pemajanan Pb dari industri telah banyak tercatat tetapi kemaknaan pemajanan di masyarakatvluas masih kontroversi, Kadar Pb di alam sangat bervariasi tetapi kandungan dalam tubuh manusia berkisar antara 100–400 mg. Sumber masukan Pb adalah makanan terutama bagi mereka yang tidak bekerja atau kontak dengan Pb Diperkirakan rata-rata masukkan Pb melalui makanan adalah 300 ug per hari dengan kisaran antara 100–500 mg perhari. Rata-rata masukkan melalui air minum adalah 20 mg dengan kisaran antara 10–100 mg. Hanya sebagian asupan (intake) yang diabsorpsi melalui pencernaan. Pada manusia dewasa absorpsi untuk jangka panjang berkisar antara 5–10% bila asupan tidak berlebihan kandungan Pb dalam tinja dapat untuk memperkirakan asupan harian karena 90% Pb dikeluarkan dengan cara ini. Kontribusi Pb di udara terhadap absorpsi oleh tubuh lebih sulit diperkirakan. Distribusi ukuran partikel dan kelarutan pb dalam partikel juga harus dipertimbangkan biasanya kadar pb di udara sekitar 2 mg/m3 dan dengan asumsi 30% mengendap disaluran pernapasan dan absorpsi sekitar 14 mg/per hari.


EKOLOGI
A.      PENGERTIAN EKOLOGI
Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia, dengan lingkungan hidupnya.
Ekologi yaitu Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya.
Oleh karena itu permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah permasalahan ekologi.
                Istilah ekologi, pertama kali digunakan oleh Arnest Haeckel, pada pertengahan tahun 1960-an, istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu olkos yang berarti rumah, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah, ekologi dapat diartikan sebagai makhluk hidup dalam rumahnya atau dapat pula dikatakan sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup.
                Ekologi dan ekonomi mempunyai persamaan, yaitu sama-sama mempunyai alat transaksi. Dalam ekonomi alat transaksinya adalah uang, sedangkan dalam ekologi alat transaksi yang di gunakan adalah materi.

B.      CAKUPAN WILAYAH KERJA EKOLOGI
Beberapa pengertian yang biasanya tercakup dalam wilayah kerja ekologi adalah :
1.       Individu
Individu adalah suatu struktur yang membangun suatu kehidupan dalam bentuk makhluk.
2.       Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dari jenis yang sama dan berada di suatu tempat dan waktu tertentu.
3.       Komunitas
Komunitas adalah kumpulan beberapa populasi yang saling berinteraksi satu sama lain, yang hidup di suatu tempat yang bersama.
4.       Ekosistem
Ekosistem adalah tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas.
5.       Biosfer
Biosfer adalah tingkat organisasi biologi terbesar yang mencakup semua kehidupan di bumi dan adanya interaksi antara lingkungan fisik secara keseluruhan.

C.      MANUSIA DALAM LINGKUNGANNYA
Lingkungan hidup manusia terdiri dari lingkungan biotic dan lingkungan abiotik, artinya lingkungan manusia tidak hanya ditentukan oleh benda hidup tetapi juga oleh hal-hal yang bersifat tidak hidup di samping kebudayaan dan perilakunya.
1.       Macam Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dapat dibagi menjadi sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources).
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui, misalnya tumbuh-tumbuhan, hewan dan sumber daya alam biotic lainnya.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui misalnya minyak bumi, barang tambang dan mineral lainnya.
2.       Konservasi Sumber Daya Alam
Manusia mempergunakan sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui, untuk mendukung kelangsungan hidupnya. Keperluan akan sumber daya ala mini meningkat terus karena dua factor utama :
a.       Pertumbuhan penduduk pesat
b.      Perkembangan peradaban manusia yang mememrlukan sumber daya alam lebih banyak lagi.
Untuk itu perlu ada usaha agar sumber daya alam tersedia sebanyak mungkin, dan usaha ini dikenal sebagai usaha konservasi lingkungan. Konservasi lingkungan meliputi : konservasi air, tanah, hutan, mineral dan margasatwa.
3.       Pertambahan Penduduk dan Sumber Daya Alam
Pertambahan penduduk disebabkan oleh :
a.       Pertambahan jumlah kelahiran (natalitas)yang lebih besar daripada jumlah kematian (mortalitas)
b.      Penurunan angka kematian
4.       Pencemaran Lingkungan
Polutan (polusi) dapat digolongkan kedalam 2 macam, yaitu yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif.
-          Polutannsi  yang bersifat kualitatif adalah substansi yang secara alamiah terdapat di alam lingkungan, tetapi jumlahnya meningkat karena adanya kegiatan manusia. Contohnya adalah berbagai unsure yang ada di alam seperti karbon,nitrogen, dan fosfor dalam siklus yang berlangsung terus-menerus.
-          Polutan yang bersifat kualitatif adalah sintesis yang dihasilkan oleh adanya kegiatan hidup manusia. Contohnya adalah sustansi buatan manusia, seperti pestisida, detergen dan lain-lain yang masuk kedalam lingkungan hidup manusia.
a.       Polusi udara
Polusi udara mempunyai sumber yang beraneka ragam. Dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor dikeluarkan polutan yang berbentuk gas, yaitu karbon monoksida , Nitrogen oksidan, Belerang oksida, hidrokarbon dan partikel padat.
Karbon monoksida dapat menyebabkan hemoglobin terganggu. Fungsi hemoglobin pada butir darah merah untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya keseluruh tubuh terganggu karena terikatnya CO pada hemoglobin. Akibatnya tubuh kekurangan oksigen.
Belerang oksida banyak menimbulkan penyakit saluran pernafasan , seperti asam, bronchitis yang sering diikuti dengan emphysema dan menyempitnya cabang-cabang bronkhioli yang akan mengurangi laju pertukaran gas CO2 dan O2.
b.      Polusi air dan tanah
Polusi air didalam tanah karena polutan tertentu dapat membinasakan mikro-organisme yang terdapat pada tanah dan perairan  yang sebenarnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus materi pada suatu ekosistem.
Peningkatan produksi pertanian untuk mengimbangi kebutuhan penduduk yang meningkat,juga menghasilkan lebih banyak lagi polutan,seperti pestisida,herbisida,dan nitrat.polutan tersebut tidak hanya mencemari sungai,danau
dan sepanjang pantai,tetapi juga masuk ke dalam air tanah.

c.       Kebisingan yang berlangsung sehari-hari,dengan berkembangnya teknologi dan pertumbuhan penduduk yang pesat,di perkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam waktu 20 tahun  yang akan dating.kuat lemahnya suara  dapat di ukur dengan satuan decibel (db).
Akibat yang dapat timbul karena pengaruh suara dengan kekuatan tinggi adalah hilangnya daya dengan secara permanen.suara dengan kekuatan 90 db dapat berpengaruh terhadap saraf otonom  (saraf tidak sadar) dengan gejala perubahan tekanan darah, denyut nadi, kontraksi perut dan usus dan lain-lain.















JAWAB ESSAY
1.       Ekologi yaitu Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya.
Oleh karena itu permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah permasalahan ekologi. Istilah ekologi, pertama kali digunakan oleh Arnest Haeckel, pada pertengahan tahun 1960-an, istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu olkos yang berarti rumah, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah, ekologi dapat diartikan sebagai makhluk hidup dalam rumahnya atau dapat pula dikatakan sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup.

Ada, Ekologi dan ekonomi mempunyai persamaan, yaitu sama-sama mempunyai alat transaksi. Dalam ekonomi alat transaksinya adalah uang, sedangkan dalam ekologi alat transaksi yang di gunakan adalah materi.Oleh karena itu  ekologi dapat disebut ekonomi alam yang melakukan transaksi dalam brntuk materi,energy dan informasi.
2.       Persaingan dapat menimbulkan akibat , yaitu :
Ø  Dalam jangka waktu yang singkat menimbulkan akibat ekologi berupa kelahiran, kelangsungan hidup, dan pertumbuhan populasi menjadi tertekan serta perpindahan (emigrasi) populasi yangmeningkat.
Ø  Dalam jangka waktu yang panjang menimbulkan akibat evolusi.
3.       Pencemaran lingkungan adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu kesejahteraan manusia.
4.       ARTI :
a.       Individu
Individu adalah suatu struktur yang membangun suatu kehidupan dalam bentuk makhluk.
b.      Komunitas
Komunitas adalah kumpulan beberapa populasi yang saling berinteraksi satu sama lain, yang hidup di suatu tempat yang bersama.
c.       Polutannsi  yang bersifat kuantitatif ( quantitative pollutant) adalah substansi yang secara alamiah terdapat di alam lingkungan, tetapi jumlahnya meningkat karena adanya kegiatan manusia. Contohnya adalah berbagai unsure yang ada di alam seperti karbon,nitrogen, dan fosfor dalam siklus yang berlangsung terus-menerus.
d.      Polutan yang bersifat kualitatif (qualitative pollutant) adalah sintesis yang dihasilkan oleh adanya kegiatan hidup manusia. Contohnya adalah sustansi buatan manusia, seperti pestisida, detergen dan lain-lain yang masuk kedalam lingkungan hidup manusia.



5.       Polusi udara

Polusi udara mempunyai sumber yang beraneka ragam. Dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor dikeluarkan polutan yang berbentuk gas, yaitu karbon monoksida , Nitrogen oksidan, Belerang oksida, hidrokarbon dan partikel padat.
Karbon monoksida dapat menyebabkan hemoglobin terganggu. Fungsi hemoglobin pada butir darah merah untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya keseluruh tubuh terganggu karena terikatnya CO pada hemoglobin. Akibatnya tubuh kekurangan oksigen.
Belerang oksida banyak menimbulkan penyakit saluran pernafasan , seperti asam, bronchitis yang sering diikuti dengan emphysema dan menyempitnya cabang-cabang bronkhioli yang akan mengurangi laju pertukaran gas CO2 dan O2.
Polusi air dan tanah
Polusi air didalam tanah karena polutan tertentu dapat membinasakan mikro-organisme yang terdapat pada tanah dan perairan  yang sebenarnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus materi pada suatu ekosistem.
Peningkatan produksi pertanian untuk mengimbangi kebutuhan penduduk yang meningkat,juga menghasilkan lebih banyak lagi polutan,seperti pestisida,herbisida,dan nitrat.polutan tersebut tidak hanya mencemari sungai,danau dan sepanjang pantai,tetapi juga masuk ke dalam air tanah.
                                Polusi Suara
Kebisingan yang berlangsung sehari-hari,dengan berkembangnya teknologi dan pertumbuhan penduduk yang pesat,di perkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam waktu 20 tahun  yang akan dating.kuat lemahnya suara  dapat di ukur dengan satuan decibel (db).
Akibat yang dapat timbul karena pengaruh suara dengan kekuatan tinggi adalah hilangnya daya dengan secara permanen.suara dengan kekuatan 90 db dapat berpengaruh terhadap saraf otonom  (saraf tidak sadar) dengan gejala perubahan tekanan darah, denyut nadi, kontraksi perut dan usus dan lain-lain.






ATURAN –ATURAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
-          Undang-undang Republik Indonesia
Ø  Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Ø  Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan Dan Tumbuhan
Ø  Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
Ø  Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Ø  Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
-          Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Ø  Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
Ø  Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Dan Satwa Liar
Ø  PP No 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut
-          Keputusan Presiden Republik Indonesia
Ø  Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993 Tentang Satwa Dan Bunga Nasional
-          Keputusan Menteri
-          Peraturan Menteri










DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Feeds

Gita Kasenda . Diberdayakan oleh Blogger.
Designed by Animart Powered by Blogger